Oleh : Anggi Rahmat Yanuar
Terpecahnya Islam
Menjadi Beberapa Golongan
Di
era modern ini tercatat banyak sekali golongan-golongan dalam umat islam yang
tersebar luas. Pertentantangan dalam islam sering terjadi, padahal sudah
jelas-jelas pedoman umat islam adalah al qur’an dan al hadist. Tapi kenapa kok
bisa terjadi hal seperti itu, misal saya ambil contoh penentuan awal ramadhan.
Ada yang mengatakan menggunakan perhitungan hisab saja apabila menentukan awal
ramdhan sudah cukup, akan tetapi ada juga yang mengatakan harus melihat hilal
terlebih dahulu. Apabila perhitungan hisab mengatakan hari itu adalah awal dari
bulan ramadhan, tetapi hilal belum nampak berarti ramadhan bukan jatuh pada hari
itu. Itu salah satu contoh perbedaan yang tejadi menyangkut ajaran agama islam.
Perpecahan dalam tubuh umat islam
bisa dilihat dari kehidupan sehari-hari kita mulai dari menghujat satu sama
lain, saling serang, membunuh itu semua dilakukannya hanya demi mempertahankan
pendapat apa yang sekiranya kita anggap benar. Perpecahan yang ditimbulkan akibat
perbedaan pendapat dapat membuat kekacaua pada golongan-golongan di lingkungan
umat islam. Masalah politik sebenarnya yang menyebabkan itu semua, perpecahan
itu muncul diakibatkan oleh hilangnya aqidah yang baik. Ketika aqidah kita
sudah rusak dan dipenuhi oleh hawa nafsu, maka memaksakan kehendak sendiri akan
tertanam dalam diri orang tersebut.
Munculnya aliran-aliran sesat bukan sebuah fenomena baru dikalangan
masyarakat untuk saaat ini. Aliran sesat merupakan aliran yang menyimpang dari
kaidah hukum islam. Tetapi kita tidak bisa seenaknya menuduh aliran yang dirasa
sesat begitu saja. Jangan hanya cuman gara-gara berbeda dengan aliran yang kita
jalani langsung menyimpulkan bahwa aliran itu sesat. Aliran sesat dinyatakan
sebagai sesat apabila mengacu pada kumpulan kriteria yang dinyatakan secara
apriori sebagai tidak sesat. Majelis Ulama Indonesia (MUI) menetapkan sepuluh
kriteria suatu aliran dapat digolongkan sesat. Akan tetapi tidak semua orang
dapat menilai aliran suatu agama dikatakan sesat, keluar dari nilai-nilai
islam. Menyebutkan agama itu sesat tidak semudah membalikan telapak tangan. Ada
prosedurnya, pertamanya dilakukan penelitian terlebih dahulu setelah di dapat
data, informasi dan lain sebagainya dilakukan pengkajian data, informasi, dan
bukti yang didapat. Hasilnya kemudian disampaikan oleh Dewan Pimpinan. Perlu
digaris bawahi untuk menyikapi hal-hal semacam ini tentang aliran-aliran sesat
kita tidak perlu menggunakan langkah-langkah kekerasan, seperti lempar-lemparan,
bakar-bakaran dan sebaginya. Dari pada melakukan hal-hal semacam itu yang sudah
jelas tidak ada gunanya, tidak ada manfaatnya lebih baik kita introfeksi saja
atau yang lebih baiknya lagi menasehati memberikan arahan kepada penganut
aliran sesat supaya kembali ke jalan yang benar. Upaya kekerasan atau anarkis
dalam menyikapi persoalan aliran sesat seperti ini tidak akan menyelesaikan
masalah, ketika ada suatu persolaan atau masalah seharusnya diselesaikan dengan
kepala dingin bukan dengan anarkisme. Persoalan apabila diselesaikan dengan
jalan kekerasaan bukan malah selesai persoalannya, tetapi mungkin
persoalan-persoalan baru akan muncul satu persatu. Jadi bukan malah
menyelesaikan masalah tetapi menambah masalah.
Islam adalah agama yang diturunkan
untuk umat manusia, yang didalamnya terdapat aturan-aturan dan pedoman bagi
umat manusia. Apabila manusia berpegang teguh terhadap aturan-aturan itu dan
melaksanakan semua apa yang diwajibkan maka hidupnya akan lurus dan bahagia di
dunia maupun di akhirat. Dalam ayat al-qur’an sudah tercantum islam merupakan
agama yang paling sempurna. Allah berfirman :
الْÙŠَÙˆْÙ…َ
Ø£َÙƒْÙ…َÙ„ْتُ Ù„َÙƒُÙ…ْ دِينَÙƒُÙ…ْ ÙˆَØ£َتْÙ…َÙ…ْتُ عَÙ„َÙŠْÙƒُÙ…ْ Ù†ِعْÙ…َتِÙŠ Ùˆَرَضِيتُ Ù„َÙƒُÙ…ُ
الْØ¥ِسْÙ„َامَ دِينًا
“… Pada hari ini telah Aku
sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Aku cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan
telah Aku ridhai Islam sebagai agama bagimu …” [Al-Maa-idah: 3].
Ayat diatas menjelaskan bahwa
sebenarnya islam merupakan agama yang paling sempurna, penyempurna dari
agama-agama sebelumnya. Sudah dijelaskan tadi sebelumnya bahwa didalam agama
islam terdapat aturan-aturan. Aturan-aturan itu sendiri dibuat untuk dita’ati.
Saya ambil contoh, dalam islam ketika kamu makan harus berdoa terlebih dahulu,
ketika akan tertidur berdoa terlebih dahulu, bahkan ketika masuk wc sekali pun
dalam islam harus berdo’a terlebih dahulu. Segala aktivitas yang melibatkan
kegiatan manusia didalam islam diawali dan akhir dengan berdo’a. Sungguh begitu
tertatanya dalam islam, maka tidak heran Allah SWT menjadikan agama islam sebagai
agama yang paling sempurna.
Islam
mempunyai kitab yang merupakan pedoman bagi umat manusia di dunia, bernama al qur’an.
Al qur’an adalah kitab suci umat islam, yang didalamnya berisi firman-firman
Allah SWT yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW dengan ayat-ayat yang luar
biasa indahnya. Isinya menjeslakan tentang arti hidup dan petunjuk hidup bagi
umat islam. Umat islam dituntut untuk mempelajari makna hidup, karena makna
hidup apabila kita renungkan lebih dalam lagi sebenarnya sangat luas sekali,
jangan berfikir kita hidup cuman untuk berjuang bertahan hidup tetapi lakukan,
manfaatkan selama kita masih hidup dengan sesuatu yang positif. Rasulullah saw
bersabda diriwayatkan dari jabir, orang yang beriman itu bersikap ramah dan
tidak ada kebaikan bagi seorang yang tidak bersikap ramah. Dan sebaik-baiknya
manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia. (HR. Tabrani dan
Daruquthni). Dari hadist itu Rasalullah SAW mengajarkan kepada kita semua bahwa
kita hidup harus bermanfaat bagi orang lain.
Semua umat
islam membaca al-qur’an yang sama, lantas mengapa terdapat banyak
golongan-golongan yang berbeda pandangan di kalangan umat islam? ini merupakan
salah satu pertanyaan yang mungkin orang-orang pikirkan. Memang sudah tidak
dapat dipungkiri bahwa muslim zaman sekarang tidak bersatu saling terpecah
belah. Yang sangat menyedihkannya lagi, di dalam islam yang namanya perpecahan
apalagi sampai peperangan antar sesama muslim sama sekali tidak diajarkan.
Islam hanya mengajarkan untuk menjaga persatuan dan kesatuaan seluruh umat
muslim. Allah berfirman :
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali
Allah, dan jannganlah kamu bercerai-berai.” (Qs. Ali Imron [3]:103).
Dari ayat diatas dimaksudkan agar
senantiasa kita selaku umat muslim menganggap
bahwa al qur’an adalah tali Allah yang harus dipegang teguh oleh seluruh
umat muslim. Ada dua perintah dari ayat ini yakni “berpeganglah kamu semuanya”
selanjutnya disambung dengan “dan janganlah kamu bercerai-berai”.
Allah
berfirman :
“Hai orang-orang yang beriman, ta’atilah Allah dan ta’atilah Rasul-(Nya).” (Qs.
An-Nisaa’[4]:(103).
Dari ayat tersebut Allah SWT juga
memrintahkan kepada seluruh umat muslim agar ta’at kepada segala perintah-Nya
dan ta’at juga kepada Nabi Muhammad SAW. Dengan begitu, seluruh umat muslim
harus mengikuti al qur’an dan al hadist shahih, tidak boleh ada istilah
perpecahan.
Al qur’an
merupakan kumpulan firman-firman Allah SWT yang didalamnya terdapat ribuan ayat-ayat
yang indah. Akan tetapi ketika ditafsirkan oleh para ulama-ulama terkemuka pada
saat ini banyak perbedaan ahli tafsir dalam mentafsirkan isi al qur’an. Ini
yang menjadi persoalan kenapa banyak sekali sekarang-sekarang ini
golongan-golongan dalam umat islam. Mulai dari Nahdatul Ulama (NU),
Muhammadiyah, Persis, Syiah dan lain sebagainya. Memang Rasullullah SAW pernah
menjelaskan sebelumnya bahwa nanti umatnya akan terpecah belah menjadi 73
golongan semuanya masuk neraka kecuali satu yaitu ahlu shunnah wal jama’ah. Hadist
ini memang shahih, akan tetapi Rasulullah SAW tidak menyebutkan identitas ke 72
golongan itu. Beliau hanya menyebutkan kriteria satu golongan yang selamat
yaitu mereka yang berpegang teguh pada sunnahnya dan sunnah para pengikutnya. Namun
dari pada kita mencari tahu ke 72 golongaan yang dirasa cukup mustahil mencari
tahunya. Lebih baik kita memfokuskan ke kriteria satu golongan yang selamat
yaitu ahlus sunnah wal jamaah. Caranya, seperti yang sudah dijelaskan oleh
Rosulullah SAW sebelumnya yaitu dengan cara mempelajari sunnah beliau dari
segala aspek kehidupan seperti melihat aqidahnya, syariahnya, ahlaqnya dan
sunnah-sunnah beliau lainnya. Juga jangan dilupakan untuk mengikuti khalifah-khalifah
sesudah beliau wafat dan ulama-ulama yang mewarisi kenabian. Walaupun ketika
kita mempelajari ajaran atau aliran lalu kita mendapati ada hal-hal yang tidak
sesuai dengan sunnah Nabi, tidak bisa langsung disimpulkan kita masuk dalam
kelompok 72 golongan yang sesat itu seperti yang sudah disampaikan Rosulullah
SAW. Kita tahu bahwa paham-paham itu jumlahnya jauh melebihi 72 buah, apalagi
jika dihitung sejak zaman nabi hingga sekarang dimana umat islam telah tersebar
luas di seluruh dunia, maka secara logika jumlahnya pun akan mencapai jutaan
bahkan mungkin puluhan juta paham atau aliran. Jadi lebih baik kita rendah hati
saja dan niat dengan sepenuh hati bahwa ibadah yang kita lakukan pada saat ini,
semaa-mata hanya untuk mencapai ridho Allah SWT.
DAFTAR
PUSTAKA
1.
Aisyah, Udji. 2012. Agama islam II (isu-isu aktual dan capital
selecta keberagamaan). Jogjakarta:Ar-Ruzz Media.
2.
Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadis
Jawas. 2007. Islam Adalah Agama Yang Paling Sempurna. https://almanhaj.or.id/2043-islam-adalah-agama-yang-sempurna.html.
Diakses pada tanggal 2 Juli 2016
3.
Anonim, 2014. Pengertian Agama Islam.
http://www.belajarislam.web.id/2014/02/pengertian-agama-islam-secarabahasa.html. Diakses
pada 2 juli 2016
4. Anonim.
Kenapa Islam Terpecah 73 Golongan Padahal Alqur’an Mereka Satu. https://aslibumiayu.net/7666-kenapa-umat-islam-terpecah-menjadi-73-golongan-padahal-alquran-mereka-satu.html.
Diakses
pada tanggal 2 Juli 2016
5. Anonim.Arti
Hidup Dalam Al-Qur’an. https://parapejuanghidup.wordpress.com/realita-hidup/arti-hidup-dalam-al-quran/.
Diakses pada tanggal 2 Juli 2016.
6. Ust Nuzul.
Kenapa Islam Terpecah 73 Golongan. http://salamdakwah.com/baca-forum/kenapa-islam-terpecah-73-golongan-.html. Diakses
pada tanggal 2 Juli 2016.
0 Comments